PURWAKARTA, garisjabar.com- Jika anda berkesempatan berkunjung ke Kabupaten Purwakarta, bersiap-siaplah anda enggan pulang karena terpesona dengan keindahan alamnya, tertarik menikmati produk-produk kulinernya serta terpikat dengan produk-produk seni budaya dan berbagai produk seni kerajinannya.
Ya, Purwakarta memang istimewa. Destinasi wisatanya mampu memukau siapapun yang datang ke Purwakarta. Datang berwisata ke Purwakarta akan menjadi pengalaman yang sangat berharga dan wisatawan akan selalu terkenang hingga ingin datang kembali.
“Destinasi wisata Purwakarta memang istimewa. Kami akan terus berbenah dan meningkatkan kualitas berbagai destinasi wisata yang ada, sehingga bisa memanjakan para wisatawan. Kami ingin para wisatawan yang datang ke Purwakarta merasa berada dirumah sendiri yang indah dan nyaman,” kata Bupati Anne Ratna Mustika, Senin (10/04/2023).
Kabupaten Purwakarta memang dikenal sebagai salah satu daerah destinasi utama pariwisata di Jawa Barat. Menurut Bupati Anne, saat ini Kabupaten Purwakarta sedikitnya memiliki 62 destinasi wisata, 30 diantaranya wisata alam dan buatan. Selebihnya meliputi wisata kuliner, religi dan edukasi. “Kita punya keanekaragaman destinasi wisata yang luar biasa. Itu bisa menjadi modal luar biasa untuk membangun Purwakarta dan menyejahterakan masyarakat,”ujar Bupati yang akrab dipanggil Ambu Anne itu.
Namun sebagai daerah yang lokasinya strategis karena di apit oleh dua Ibu Kota, kota besar seperti Bandung dan DKI Jakarta, Kabupaten Purwakarta memiliki geografis dengan panorama alam yang indah nan menyejukkan mata.
Selain dengan ditopang oleh infrastruktur jalan yang baik menuju tempat wisata, beberapa tempat wisata yang cocok di kunjungi sambil menunggu waktu berbuka puasa atau berakhir pekan bersama keluarga.
Cocok untuk Puasa dan Lebaran
Khusus selama bulan puasa hinggga lebaran mendatang, tercatat sejumlah destinasi wisata di Purwakarta yang sangatlah perlu dipertimbangkan untuk dikunjungi.
Ada Jalur Lingkar Timur Purwakarta yang dibangun sejak 2019 lalu, yang menghubungkan Kecamatan Cibatu, Campaka, dan Bungursari terkoneksi dengan wilayah selatan Purwakarta seperti Kiarapedes, Wanayasa dan Pondoksalam, selain mempercepat mobilisasi antar warga karena harus memutar ke pusat kota Purwakarta, juga telah menumbuhkan sektor pariwisata di daerah tersebut.
Lalu, ada daerah wisata Lingkar Selatan yang sayang sekali dilewatkan ketika berkunjung ke Purwakarta yakni, Bukit Cinta, Kebon Ambu dan Ujung Aspal.
Bukit Cinta Wanawali atau yang lebih akrab bagi warga sekitar adalah Tacin (Tanjakan Cinta) sebutan tersebut disematkan karena terdapat pada lokasi dengan kontur tanah yang menajak menyerupai perbukitan dan memiliki suasana sejuk. Bukit cinta mengandung filosofi yang dalam, jika merunut pada nama desanya yaitu Wana (hutan) dan Wali (pelindung) dapat disimpulkan menjadi hutan pelindung desa.
Bukit cinta terletak di Desa Wanawali Kecamatan Cibatu, tempat wisata yang di kelola oleh unit usaha Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa). Lokasinya cukup tersembunyi bebas dari kebisingan kendaraan dan industri. Sejauh mata memandang, pariwisata tersebut menyajikan keindahan alam hutan jati dan perkebunan pertanian di atas bukit. Suasana yang sejuk nan asri menjadikan wisata ini ramai didatangi untuk ngabuburit, apa lagi saat akhir pekan. Wisatawan selalu ramai berwisata di daerah tersebut.
Selain menawarkan keindahan panorama alam, daerah tersebut juga menawarkan berbagai prodak UMKM setempat sebagai oleh-oleh. Seperti kripik singkong, kripik pisang dan yang menarik yakni makanan tradisional seperti Bala-bala (bakwan) dari buah pepaya.
Bergeser sedikit, ada yang namanya Ujung Aspal Purwakarta terletak di kawasan hutan pinus yang dikelola oleh Perhutani, alamatnya berada di Desa Pusaka Mulya, Kecamatan Kiarapedes, Purwakarta.
Suasana hutan pinus yang asri di Ujung Aspal Wanayasa memang menawan hati. Pemandangan deretan pinus tinggi tampak mempesona sekaligus meneduhkan mata dan pikiran. Tidak heran jika tempat ini juga jadi primadona sebagai lokasi berfoto. Spot foto favorit wisatawan adalah jembatan gantung. Jembatan ini terhubung dari pohon ke pohon dan berada di lereng yang menghadap langsung ke arah daratan Kabupaten Purwakarta.
Ujung Aspal berada di bawah kaki gunung Tangkuban Parahu, dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, maka tak aneh apabila Ramadan seperti sekarang daerah tersebut menjadi tempat yang cocok untuk menunggu adzan magrib, mengingat daerah tersebut sudah lama populer di kalangan masyarakat.
Lalu, Kebon Ambu, yang berada diatas tanah seluas 6 hektar yang berlokasi di Desa Parakan Garokgek, Kecamatan Kiarapedes. Selain merupakan pusat penelitian dan pengembangan (Litbang) produk tanaman pangan, kawasan tersebut merupakan wisata edukasi yang bernuansa perkebunan.
Sementara setiap tahun pemerintah melalui Dinas Pangan dan Pertanian setempat terus berinovasi untuk mengembangkan produk perkebunan ataupun holtikultura. Saat ini, kawasan tersebut telah ditanami beragam produk tanaman pangan.
Sebut saja diantaranya, beragam produk buah-buahan, semisal manggis. Kemudian, zona perkebunan kopi, komoditas cabai dan jenis tanaman holtikultura lainnya. Selain cocok untuk tempat wisata, Kebon Ambu sangat cocok untuk edukasi bagi anak-anak sambil menunggu waktu berbuka puasa. (Dni)