PURWAKARTA, garisjabar.com- Beredar di media sosial sebuah video pasien meninggal dunia akibat lambatnya penanganan yang memperlihatkan di Puskesmas Sukatani, Kabupaten Purwakarta.
Kepala UPTD Puskesmas Karmilah membantah bahwa pihaknya dalam pemberitaan dalam sebuah vidio pasien meninggal dunia akibat lambatnya penanganan. Namun kejadian tersebut pada 12 Mei 2023.
“Bahwa pasien datang ke IGD atau datang ke Puskesmas Sukatani dalam kondisi hidup itu tidak benar sama sekali,”kata Karmilah.
Menurutnya, dengan beredarnya informasi bahwa akibat lalainya penanganan petugas Puskesmas Sukatani pasien tersebut dikabarkan meninggal.
“Nah ini memang harus di klarifikasi kembali, bahwa apa yang disampaikan dalam video tersebut itu tidak benar,”ujar Karmilah Sabtu (27/5/2023)
Karmilah menyampaikan kronologis kejadian hari Jumat jam 12.00 ,tanggal 12 bulan Mei 2023 saat itu Puskesmas Sukatani kedatangan seorang pasien ke unit gawat darurat, sehingga pasien tersebut di dampingi oleh pihak keluarga pada saat pasien diturunkan masuk ke ruang IGD.
Pihak petugas yang berjaga di IGD tersebut langsung menanganinya dengan baik.
Kata Karmilah, dari hasil pemeriksaan, baik itu pemeriksaan keadaan umum, pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital juga EKG, itu pasien sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan, jadi dinyatakan dalam kondisi sudah meninggal.
“Saat itu juga petugas langsung menyampaikan kepada pihak keluarga dan pihak keluarga menerima kondisi pasien saat itu,”ungkapnya.
Sementara pihak keluarga membutuhkan kendaraan ambulance untuk membawa jenazah ke kampung halamannya di Sumedang.
Karmilah menyampaikan, karena awalnya mau memakai ambulance desa yang saat itu sedang keluar, maka mau menggunakan mobil ambulance Puskesmas.
Namun petugas yang berjaga saat itu belum bisa menyampaikan bahwa mobil tersebut bisa atau tidaknya, karena saat itu sopir yang biasa bertugas ambulance puskesmas sedang merujuk pasien.
Selain itu, pihak petugas puskesmas langsung menelpon sopir ambulance untuk bisa hadir ke puskesmas. Namun, setelah supir ambulance puskesmas hadir akhirnya supir ambulance berembuk dengan keluarga. Sehingga pihak keluarga pasien menanyakan berapa tarif untuk membawa jenazah ke Sumedang.
Salah seorang sopir ambulance Beben menyampaikan ke pihak kelurga pasien tersebut, bahwa sebenarnya puskesmas itu tidak memiliki mobil jenazah, yang ada mobil ambulans.
“Jadi sebenarnya peruntukannya bukan untuk jenazah, tetapi kalau memang kondisinya urgent dan sangat dibutuhkan saya siap,”ujar Karmilah.
Terkait soal biaya sopir tersebut, bahkan dia tak berani mengatakan berapa biaya itu.”Bagaimana keluarga saja, karena harus diperhitungkan pula bensin dan biaya Tol,”kata Karmilah.
Karmilah menjelaskan, akhirnya pihak keluarga juga melemparkan lagi ke sopir puskesmas dan tetap tidak mengeluarkan nominal angka.
Namun karena didesak terus pihak keluarga, akhirnya sopir tersebut mengeluarkan nominal sebesar Rp 1,5 juta untuk operasional, bensin dan tol.
“Nah di situ keluarga sudah siap, tapi tiba-tiba ada informasi lagi, tidak jadi memakai mobil ambulance puskesmas karena mobil ambulan desa sudah ada setelah merujuk pasien. Nah dari situ pihak sopir puskesmas mengembalikan lagi ke pihak keluarga dan akhirnya keluarga memakai mobil ambulans desa untuk mengantarkan rumah duka,”ucap Karmilah. (Rsd)