PURWAKARTA, sudutjabar.com– Ratusan desa di Kabupaten Purwakarta beresiko menghadapi kekeringan akibat musim kemarau ekstrem dampak dari fenomena alam El Nino.
Mengantisipasi potensi terjadinya kekeringan itu, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika meminta jajarannya dan semua pihak terkait untuk bersiaga penuh.
Namun untuk memastikan langkah antisipasi berjalan efektif, Bupati Anne menggelar Apel Besar Desa Tangguh Bencana (Destana) Antisipasi Bencana Alam dan Karhutla.
Sedikitnya 1.100 relawan Desa Tangguh Bencana (Relawan Destana) dan Relawan Desa Penanggulangan Kebakaran (Redkar) hadir dalam apel besar tersebut.
Para relawan yang hadir dalam apel besar itu merupakan perwakilan dari 183 desa dan 9 kelurahan di 17 kecamatan seluruh Purwakarta.
Relawan pun terlatih dalam menghadapi potensi bencana. Di Kabupaten Purwakarta itu sendiri, jumlah total relawan Destana maupun Redkar mencapai 2.196 relawan.
Selain itu relawan sewaktu-waktu siap dikerahkan untuk membantu menghadapi berbagai potensi bencana diseluruh wilayah Purwakarta.
“Saya minta semua elemen agar melaksanakan langkah nyata dalam kesiapsiagaan menghadapi dampak El Nino,”ujar Bupati Anne Ratna Mustika. Selasa (27/6/2023).
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purwakarta menyebutkan, wilayah di Kabupaten Purwakarta yang memiliki potensi kekeringan mencapai 176 desa, yakni 160 desa mengalami kekeringan tingkat sedang, sementara 16 desa lainnya mengalami kekeringan tingkat tinggi.
Optimalisasi Sumber Daya Air
Mengantisipasi potensi bencana dampak dari El Nino tersebut, Bupati Anne telah memerintahkan dinas terkait untuk mengoptimalkan berbagai infrastruktur sumber daya air.
Secara khusus Bupati Anne meminta para camat dan kepala desa di seluruh Purwakarta untuk memaksimalkan infrastruktur sumber daya air seperti waduk, emung, kolam retensi dan penyimpanan air buatan lainnya.
Bupati Anne juga meminta agar para camat menjaga ketahanan pangan, meningkatkan peran relawan Destana mau pun Redkar di semua desa dalam upaya pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana.
“Saya minta mereka berkoordinasi dan berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan terkait. Para relawan juga harus meningkatkan kesiapsiagaannya dalam menghadapi semua potensi bencana,”kata Bupati.
Hal itu, langkah menyiagakan para relawan dan seluruh jajaran Pemkab Purwakarta itu menindaklanjuti langkah sebelumnya yang telah di instruksikan Bupati Anne dalam memanfaatkan infrastruktur sumber daya air.
Seperti diberitakan sebelumya, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika meminta puluhan embung yang tersebar diseluruh Purwakarta untuk dioptimalkan membantu para petani menghadapi musim kemarau.
Permintaan orang nomor satu di Purwakarta itu untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kelangkaan air bagi lahan pertanian selama musim kemarau yang diperkirakan akan berkepanjangan dampak dari fenomena alam El Nino.
“Dampak buruk dari El Nino adalah terjadinya kekeringan yang berkepanjangan sehingga mengurangi ketersediaan air untuk pertanian. Kita punya puluhan embung yang bisa dioptimalkan mengantisipasi kelangkaan air pertanian tersebut,”ucap Bupati Anne.
Data dari Dinas Pangan Dan Pertanian (Dispangtan) Purwakarta menyebutkan, salah satu kabupaten penghasil manggis terbaik nasional itu memilki sebanyak 33 embung.
Embung-embung itu tersebar di 30 desa di sepuluh kecamatan meliputi Kecamatan Bojong, Darangdan, Wanayasa, Kiarapedes, Pondoksalam, Plered, Maniis, Pasawahan, Cibatu dan Kecamatan Campaka.
“Secara umum semua embung itu berfungsi sangat baik sebagai penampung air. Selama musim kemarau yang berat dampak El Nino nanti, embung-embung itu bisa dimanfaatkan petani sebagai sumber air pertanian,”ujar Bupati Anne.
Untuk langkah lainnya, Bupati Anne telah menginstruksikan jajaran Dispangtan Kabupaten Purwakarta, untuk bisa mengantisipasi dampak buruk dari potensi kekeringan parah akibat El Nino.
“Kita sudah meminta jajaran Dispangtan Purwakarta untuk menyiapkan solusi-solusinya sehingga dampak buruk dari El Nino bisa terhindarkan,”kata Bupati Anne.
Sementara Kepala Dispangtan Purwakarta Sri Jaya Midan menjelaskan, setiap embung mampu menyimpan cadangan air minimal 500 meter kubik.
Cadangan air setiap satu embung itu, lanjut Midan, mampu membantu pengairan sawah sedikitnya 20 hektar.
“Dengan total 33 embung, maka sedikitnya 660 hektar sawah yang rawan kesulitan air bisa dibantu pengairannya,”ungkap Midan.
Embung merupakan bangunan konservasi air berbentuk kolam untuk menampung air hujan dan air limpahan atau air rembesan.
Embung akan menyimpan air di musim hujan, kemudian airnya dapat dimanfaatkan pada musim kemarau atau saat kekurangan air. (Dni)