Garisjabar.com– Wakil Bupati Purwakarta Abang Ijo Hapidin yang diusung oleh Partai Demokrat menjadi heboh di perbincangkan masyarakat luas lantaran pindah partai.
Pengamat Kebijakan Publik Purwakarta Agus Yasin mengatakan, politik seharusnya dijalankan dengan etika dan loyalitas serta tanggung jawab moral, bukan sekadar kendaraan untuk berkuasa.
Maka, kata Agus Yasin, politisi yang sering pindah partai demi kepentingan sesaat, memang layak disebut “penyamun politik” karena mengkhianati idealisme dan amanah rakyat.
“Penyamun identik dengan orang yang berpindah-pindah tempat untuk mencari keuntungan pribadi, tanpa peduli aturan atau etika,” kata Agus Yasin, saat dihubungi melalui seluler. Senin (14/4/2025).
Menurut Agus Yasin, politisi yang sering loncat partai kerap dianggap mengincar kekuasaan baik itu jabatan atau fasilitas, bukan memperjuangkan nilai atau kepentingan rakyat.
Terkait hal itu, jelas sikap politisi tersebut menunjukkan bahwa politik dijalani demi kepentingan pribadi, bukan untuk pelayanan publik.
“Dampaknya, selain merusak ideologi partai juga merusak kepercayaan publik terhadap partai yang ditinggalkannya,” ucap Agus Yasin.
Sementara yang disampaikan oleh Sekjen DPC Partai Demokrat Agus Wijaya, tentu tidak pantas didalam organisasi seperti ini, sehingga Abang Ijo Hapidin tidak etis dan tidak elegant serta tidak etika juga seenak udel.
“Sah-sah saja dia pindah partai silahkan saja, asal penuhi dulu janjinya ke partai dan masyarakat,” kata Agus Wijaya, dengan nada kecewa. Sabtu (12/4/2025).
Tak hanya itu, kata Agus Wijaya, politisi kutu loncat dinilai tidak akan menjadikan kesejahteraan rakyat sebagai tujuan perjuangannya.
“Abang Ijo itu kacang lupa kulitnya, dan dia pun masih seumur jagung,” ujarnya.
Menurut Agus Wijaya, Abang Ijo Hapidin tidak pernah memberikan kontribusi ke partai baik itu kepada masyakarat pada saat kampanye pencalonan menjadi Wakil Bupati Purwakarta.
“Abang Ijo Hapidin selalu memberikan janji, baik ke partai maupun kepada masyarakat,” ungkapnya. (Rsd)