Garisjabar.com- Pemkab Purwakarta, mengalokasikan anggaran sebagai bagian dari penanggulangan masalah sosial yang mendera masyarakat selama tanggap Covid-19.
Kali ini, yang disasar adalah para pedagang keliling. Misalnya, pedagang sayuran dan kue keliling, serta pedagang kecil yang biasa mangkal di sekolah.
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika menyapaikan, saat ini pihaknya masih melakukan pendataan para pedagang yang berhak menerima bantuan tersebut. Adapun bantuan bagi pedagang kecil yang terdampak wabah Covid-19 ini, berupa uang tunai sebesar Rp 2 juta untuk setiap penerimanya.
“Kami telah alokasikan anggaran Rp 2 juta/pedagang untuk 1.000 pedagang kecil yang terdampak wabah covid-19. Bantuan ini sebagai stimulus untuk modal usaha mereka,” ujar Anne, Kamis (4/6/2020).
Anne mengatakan, untuk data penerima sendiri diutamakan bagi mereka yang belum terdata atau di luar warga yang sudah menerima dari BLT dari desa maupun bansos kabupaten. Dengan bantuan ini, pihaknya berharap bisa membantu meringankan beban para pedagang keliling tersebut.
Namun, adapun sumber anggaran untuk bantuan ini, sambung anne, tak lain dari bantuan tidak terduga (BTT) di pos anggaran Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (KUPP) setempat.
“InsyaAllah pekan ketiga bulan Juli, bantuan tersebut sudah didistribusikan. Untuk satu bulan ini, kita fokus ke pendataan dulu,” kata dia.
Sementara itu, Anne mengklaim, sejauh ini jajaran pemerintahan terus berjibaku untuk melakukan serangkaian upaya penanggulangan dampak dari penyebaran Covid-19 di wilayahnya. Bahkan, upaya pencegahan ini pun dilakukan secara ‘guyub’ oleh seluruh lapisan masyarakat. Tak terkecuali pegawai pemerintahan, baik yang ada di lingkungan Setda, Dinas/OPD hingga pemerintahan tingkat desa.
Anne menjelaskan, khusus di lingkungan pemerintahan pihaknya telah menguatkan komitmen dengan seluruh parangkat kerja yang ada, bahkan hingga tingkat desa/kelurahan. Belum lama ini, pihaknya pun telah membuat surat tugas untuk seluruh dinas supaya turut berperan aktif menanggulangi wabah ini.
“Salah satu intruksinya, yakni wajib melakukan bakti sosial untuk masyarakat,” ujarnya.
Dalam hal ini, sambung dua, para ASN ini harus tanggung renteng mensuport untuk membantu masyarakat yang terdampak, namun belum mendapatkan bantuan dari mana pun. Caranya, para ASN yang mendapat Tunjangan Kerja Dinamis (TKD), harus menyumbang kecilnya Rp 100 ribu. Nanti, subangan itu dikordiniri oleh masing-masing Dinasnya.
“Kemarin sudah disepakati bersama. Jadi, uang yang terkumpul dari bantuan ASN ini akan dibelanjakan sembako. Target kami, bisa menyiapkan 6.000 paket sembako untuk masyarakat yang terdampak Covid, namun belum mendapat bantuan,” kata dia.
Adapun bantuan hasil rereongan Baksos ASN ini, sambung Anne, difokuskan untuk dibagikan pada tiga kategori penerima. Masing-masing, jompo, penyandang disabilitas dan anak yatim yang belum tersentuh Bansos dari manapun.
“Baksos ASN ini kita lakukan hingga akhir tahun. Semoga bantuan ini, bisa turut membantu mereka yang terdampak Covid-19,” ucap Anne. (Rsd)