New Normal, Bupati Anne Siapkan Sistem Pembelajaran Secara Virtual

oleh -221 Dilihat

 

Garisjabar.com- Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika, gelar rapat koordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Purwakarta, berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) tahun ajaran baru.

Menurutnya, saat ini proses KBM saat ini untuk sementara masih dilakukan secara virtual atau daring.

“Hari ini kita himbau dari semua tingkatan harus melaksanakan KBM secara virtual atau daring. Dan alhamdulillah dari semua tingakatn mulai dari SLTA, SLTP, SD mengikuti arahan ini. Sesuai dengan himbauan dari kementerian pendidikan,” Ujar Anne setelah melaksanakan rakor di posko GTPP, Selasa (14/07/2020).

Ia menjelaskan, sesuai dengan himbauan dari Kementerian Pendidikan, proses kegiatan belajar dengan bertatap muka atau belajar secara langsung di sekolah dapat dilakukan sesuai zona kewaspadaan Covid-19.

“Syarat utama untuk melaksanakan belajar tatap muka, atau belajar di sekolah secara langsung itu syarat yang utama sesuai humbauan dari kementerian pendidikan yaitu untuk daerah zona hijau. Sedangkan Purwakarta hari ini belum masuk pada zona hijau,” katanya.

Anne menghimbau, kepada seluruh orang tua untuk mengawasi setiap kegiatan belajar anak-anaknya di rumah. Selain itu, ia meminta agar Dinas Pendidikan Purwakarta untuk mengecek kesiapan sarana dan pra sarana anak-anak agar bisa melaksanakan kegiatan belajar secara daring.

“Jangan sampai anak-anak yang tidak mempunyai fasilitas, tidak bisa mengikuti pembelajaran secara daring. Kalaupun tidak memiliki fasilitas, disdik harus memfasilitasi supaya mereka tetap mengikuti pembelajaran,” ujarnya.

Sedangkan untuk proses belajar di pondok pesantren, ia akan melakukan pengecekan kesiapan para pengurus pondok terkait penerapan protokol kesehatannya.

“Kita belum mengecek protokol kesehatan secara keseluruhan pondok pesantren, tadi sudah berkoordinasi dengan Kemenag, bahwa ada lebih dari 300 pesantren di Purwakarta dengan skala besar, sedang, dan kecil, yang tentu saja santrinya banyak,” kata Anne.

Untuk menyiasati hal tersebut, ia memerintahkan jajaran Dinas Kesehatan dengan MUI untuk mempersiapkan segala sesuatunya.

“Kita harus melaksanakan pengecekan kesehatan yang kedua kalinya kepada para guru, kyai, ustadz di pesantren di Purwakarta atau jemput bola jika sepuh di pondok tersebut memang tidak bisa berangkat langsung ke kantor MUI,” ucapnya. (Rsd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *