PURWAKARTA, garisjabar.com- Pasanggiri jaipong bakal menjadi agenda rutin kebudayaan yang bertujuan sebagai wadah eksplorasi, edukasi dan apresiasi terhadap seni tari leluhur warisan budaya sunda.
Namun sampai hari ini, tari jaipong terus berkembang dan secara tren menujukkan peningkatan yang cukup signifikan khususnya perkembangan seni tari jaipong di Kabupaten Purwakarta. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya sanggar-sanggar tari yang muncul dan tumbuh di Kabupaten Purwakarta.
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengatakan, pada pembukaan Pasanggiri Jaipong tingkat Kabupaten Purwakarta, di GOR Purnawarman Purwakarta, Selasa (26/7/2022).
Menurut Ambu Anne, agenda ini masih dalam rangkaian Hari Jadi Kabupaten Purwakarta yang ke-54 dan Kota Purwakarta yang ke-191. Pasanggiri ini diinisiasi oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang berkolaborasi dengan Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan.
“Kami support yah, kegiatan pasanggiri jaipong ini merupakan seni sunda merupakan jati diri orang sunda yang harus dikembangkan kembali khususnya di Kabupaten Purwakarta sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Purwakarta yaitu untuk mewujudkan Purwakarta Istimewa,” kata Ambu Anne.
Semnatara Ia berharap dukungan dari Pemerintah Daerah dapat menjadi modal dalam menjaga seni budaya tradisional, selain dari kalangan seniman, lembaga dan pendidikan pun dinilai memiliki peran penting dalam menjaga dan mengembangkan kesenian tradisional.
“Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat memotivasi masyarakat Purwakarta untuk terus berkarya dan menjadi parameter perkembangan tari jaipong yang terinspirasi oleh kesenian tradisional,”ujar Ambu Anne.
Panggung Budaya Pagelaran Oratarium Upit Sarimanah.
Sebelumnya, Bupati Purwakarta bersama Wakil Bupati Purwakarta Aming juga menghadiri Acara Pangung Budaya Pagelaran Oratarium Nu Kantun Tinu Ngantun Manglean Galindeung Panineungan Upit Sarimanah, di Bale Yudhistira.
“Panggung budaya pagelaran oratorium ini untuk mengenang ibu Upit Sarimanah (alm). Beliau merupakan seorang pesinden Nasional di era 50-an dengan membawakan lagu-lagu berbahasa Sunda kelahiran Purwakarta tanggal 16 April 1928 -11 Februari 1992,”kata Ambu Anne.
Menurutnya, pagelaran ini dibuat sebagai bentuk kebanggaan kami terhadap karya-karya beliau. Karyanya sangat luar biasa yang sampai hari ini masih diingat dan dikenang oleh masyarakat, yaitu Mojang Priangan. “Semoga kegiatan ini bisa memotivasi kita semua, khususnya anak-anak muda Purwakarta untuk melahirkan karya-karya seperti beliau ini,” ucap Ambu Anne.
Selain itu, dalam acara tersebut, beberapa lagu Hj. Upit Sarimanah yang populer juga dinyanyikan oleh para sinden pada pagelaran ini, serta dimeriahkan oleh bintang tamu Rita Tila.
Ambu Anne juga mengatakan, dengan digelarnya acara ini diharapkan bisa memotivasi generasi muda di Kabupaten Purwakarta bahwa pernah ada seorang pesinden populer dengan suaranya yang merdu bisa menghasilkan karya lagu-lagu yang luar biasa dan bisa dikenang sampai saat ini. (Dni)