PURWAKARTA, garisjabar.com- Sangat ironis, Dedi Mulyadi yang terkenal dermawan dan selalu adab terhadap orang lain diluar sama seperti yang sering diungkapnya didalam YouTubenya. Namun tidak berlaku kepada mertuanya sendiri.
Pada sidang gugatan cerai Anne Ratna Mustika terhadap suaminya Dedi Mulyadi kembali berlangsung Rabu (18/01/2023) di Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Purwakarta. Sidang kali ini menghadirkan saksi-saksi yang diajukan oleh penggugat.
Anne Ratna Mustika menghadirkan Kakak dan Adik Kandung. Dalam rombongan saksi yang hadir ada Ibunda Anne Ratna Mustika, Hj Dedeh Sumiati.
Sementara Dedi Mulyadi yang datang belakangan sungguh ironis tak menemui orang tua Anne Ratna Mustika yang tidak lain adalah Mertuanya Dedi Mulyadi.
Menyikapi prilaku yang ditunjukan oleh Dedi Mulyadi terhadap mertuanya itu sendiri, dalam lanjutan sidang gugatan cerai Anne Ratna Mustika terhadap dirinya, ternyata tidak berbanding lurus dengan apa yang selama ini dicitrakan melalui kanal Youtube.
Namun sebagai figur orang yang baik dan mengasihi orang lain. Seperti terhadap gadis-gadis yang didera persoalan janda-janda dan orang-orang tua yang mengalami kesulitan.
Sekalipun mereka yang diberi pertolongan itu, dieksploitasi untuk kepentingan dan keuntungan pribadinya dengan cara diunggah melalui media elektronik.
Perangai Dedi Mulyadi terhadap mertua pada saat di PA. Secara kepribadian menampakan bahwa sesungguhnya miskin adab terhadap orang tua, yang semestinya dihormati sekalipun dalam keadaan persoalan yang telah terjadi konflik keluarga.
Secara hakekat mertua adalah orang tua istri (suami). Jadi, hubungan yang terjalin antara mertua dengan menantu adalah hubungan ikatan perkawinan. Artinya secara umum, mertua dapat menjadi orang tua bagi para menantunya.
Prilaku orang yang faham dan mampu mengendalikan dirinya, sekalipun dalam keadaan konflik keluarga. Bukan berarti harus menghilangkan adab, manakala bertemu dengan orang tua (mertua), tetapi bagaimana bersikap layaknya pribadi taat pada ajaran agama.
Mendapati kenyataan Dedi Mulyadi tidak simpatik terhadap mertuanya pada saat di PA, itu bukti sesungguhnya memperlihatkan karakter aslinya secara adab.
Adapun kebaikan-kebaikan yang dipertontonkan selama ini, hanyalah sandiwara semata untuk mengelabui keaslian prilaku sebenarnya, disamping untuk mebaikan popularitas dan keuntungan materi di balik penderitaan orang yang dia eksploitir. (Rsd)