Deklarasi Imajinatif di Cafe Castile Ibarat Ingin Membeli

oleh -163 Dilihat

PURWAKARTA, garisjabar.com- Pengamat Kebijakan Publik Agus Yasin, sebut ibarat ingin “membeli” mimpi, pertemuan enam partai di Cafe Castile Cipaisan pada tanggal 2 Februari 2023.

Salah seorang diantaranya mengatas namakan partainya, walau tanpa ada rekomendasi. Adalah absurditas seseorang masih haus kekuasaan ditularkan kepada orang yang tidak lain merupakan “budaknya”.

Menurutnya, ketika pertemuan itu dipelintir menjadi sebutan “Deklarasi”, diteruskan dengan dibuatkannya polling untuk kepentingan orang yang disodorkan. Adalah bentuk sikap absurdisme orang di belakangnya, terhadap “silaturahmi inkonvensioal” yang diimajinasikan menjadi deklarasi.

“Akhirnya muncul reaksi yang nyeleneh dan berbalik arah, bahwa orang yang menginisiasi pertemuan keenam partai itu sedang “bermain” lato-lato,”kata Agus Yasin. Jumat (10/02/2023).

Sehingga bisa juga dianggap seperti itu, karena buntutnya timbul respon negatif dari akar rumput partai tertentu. Ada juga penegasan dari salah satu pimpinan partai,”Bahwa pertemuan itu adalah silaturahmi,”ujar Agus.

Menurut Agus Yasin, dekkarasi partai itu untuk kepentingan politik tidak gampang, ada mekanisme serta ditempuh melalui keputusan konstitusi partai.

Begitupun reaksi pimpinan partai yang diatas namakan seseorang ungkapannya hanya sederhana.” Menganggap orang tersebut sedang membuat mimpinya disiang bolong,”kata Agus Yasin.

Kata Agus Yasin, biarkan mereka mengimajinasikan pertemuan itu dengan suka mereka, karena publik juga bisa menilai. Tentang kepatutan dan kepantasan orang yang dusodorkan untuk dijadikan pemimpin Purwakarta ke depan.

“Tidak heran kalau publik menjawabnya dengan tertawa,” ungkap Agus.

Agus Yasin menyebutkan kesimpulannya, pertemuan keenam partai di Cafe Castile itu hanyalah intrik dari kegelisahan orang di baliknya. Yang tengah dirundung kegamangan politik serta kerentanan suasana bathinnya akibat konflik yang melanda dirinya.

Lanjut Agus jelas bahwa pertemuan tersebut, adalah drama inkonvesional politik yang dipelintir akhirnya. Untuk dimanipulatif dan dijadikan pertaruhan politik secara simulatif.

“Apapun dalihnya, pertemuan keenam partai itu hanyalah “Deklarasi Imajinatif” dari antagonisme politik seseorang. Yang secara publis dapat ditebak siapa dan siapanya,”ucapnya. (Rsd)