PURWAKARTA, garisjabar.com- Mundurnya Dedi Mulyadi dari Partai Golkar seolah menjadi bingkai sebuah peristiwa. Tanpa terkecuali dibarengi dengan manipulasi informasi, sehingga kesannya bahwa partai akan kehilangan sesuatu yang berharga.
“Boleh-boleh saja kalau dilihat dari luar tanpa menelisik ke dalamnya, begitu dalam perspektif lain justru sebaliknya. Catatan menuliskan sesungguhnya yang terjadi bukan untuk membesarkan partai, kecenderungannya tidak lebih hanya untuk melambungkan namanya saja,”kata Pengamat Politik Agus Yasin. Jumat (12/5/2023).
Menurut Agus Yasin, jadi sangatlah ironis, jika mundurnya Dedi Mulyadi lantas salah seorang oknum petinggi DPP Partai Golkar ingin mempertahankannya agar tidak lepas dengan alasan Partai Golkar bisa kehilangan satu kursi di Dapil VII.
“Ya memang bisa saja terjadi begitu, dan belum tentu juga apabila diamati riakan pengunduran diri Dedi Mulyadi tidaklah sedahsyat orang-orang tertentu yang berspekulasi,”ujar Agus.
Kemudian dimaknai dari alasan oknum petinggi DPP Partai Golkar itu sendiri terbersit sebuah pernyataan. Bahwa dia lebih berusaha mempertahankan seseorang demi kursi, ketimbang efeknya bagi kebangkitan Partai Golkar di Purwakarta pasca mundurnya Dedi Mulyadi.
Agus Yasin mengungkapkan, dengan mundurnya Dedi Mulyadi berpindah partai dengan membawa gerbongnya. Ini akan membangkitkan semangat kader-kader Golkar yang militan untuk kembali tampil. Sehingga, di sisi lain kader-kader partai yang dihinggapi dan merasa terganggu, tentu juga akan memberikan reaksi.
Agus Yasin mengatakan, kabar soal mundurnya Dedi Mulyadi dari Partai Golkar yang membesarkan namanya memang menimbulkan pro dan kontra di kalangan Partai Golkar itu sendiri. Bahkan sebagian kalangan menilai dengan mundurnya Dedi Mulyadi tidak lepas dari masuknya Ridwan Kamil dan Anne Ratna Mustika ke dalam tubuh partai Golkar.
“Dedi Mulyadi merasa khawatir akan kehilangan kesempatan untuk menjadi gubernur Jabar karena adanya Ridwan Kamil yang elektabilitasnya memang lebih baik dari Dedi Mulyadi,”ungkap Agus Yasin.
Agus Yasin pun menyampaikan, ke khawatiran Dedi Mulyadi itulah yang akhirnya menolak Partai Golkar. surat pengunduran diri sebagai anggota Partai Golkar sekaligus keanggotaan DPR RI yang sudah dilayangkan Dedi Mulyadi ke Ketua Umum DPP Partai Golkar.
“Surat pengunduran diri Dedi Mulyadi bertebaran media massa dan group-group Whatsapp yang menjadi pertanyaannya. Apakah surat itu sudah disampaikan atau belum ke DPP?. Siapa yang membocorkan surat itu. Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari DPP Partai Golkar terkait surat Dedi Mulyadi. apakah mungkin yang menyebarkan surat tersebut dari orang orangnya Dedi Mulyadi itu sendiri, ?”kata Agus Yasin.
Kata Agus Yasin sangat ironis, belum ada pembahasan terkait surat Dedi Mulyadi oleh (DPP) sehingga manuver sedang dijalankan Dedi Mulyadi dengan kesan mantan orang nomor satu di Purwakarta dua periode ini sedang dizolimi Partai Golkar.
Dikatakan Agus Yasin, spekulasi lain pun muncul Dedi Mulyadi akan berpindah partai. Setidaknya ada 3 partai politik yang disebut salah satunya partai besutan Prabowo akan menjadi pelabuhan baru bagi Dedi Mulyadi agar tetap bisa menjadi orang nomor satu di Jawa Barat.
“Perlu juga diketahui, issue akan kepindahannya serta respon dari partai yang akan dihinggapi baru sekedar lisan. Dan orang-orang dalam gerbongnya juga banyak yang masih berpikir panjang, untuk mengikuti apa yang dimintakan,”pungkas Agus Yasin.(Rsd)