Garisjabar.com- Usai ditolak di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Bayu Asih Purwakarta, tapi mereka belum bisa menerima perlakuan pihak rumah sakit yang memperlakukan anaknya saat minta pertolongan untuk dilakukan perawatan.
“Tapi saya tidak bisa terima perlakuan mereka yang begitu tidak punya hati nurani satu pun,”kata Robiyansyah. Senin (15/4/2024).
Sementara seorang bayi prematur dengan berat badan hanya 2,3 kilogram harus dirawat di rumah.
Hal ini membuat kedua orang tua bayi pasrah dengan keadaan seperti ini.
Kejadian tersebut bermula ketika mereka segera membawa bayinya ke RSUD Bayu Asih butuh pertolongan darurat.
Ketika tiba IGD di rumah sakit, mereka dihadapkan dengan kenyataan yang membuat mereka kecewa.
Robiyansyah menceritakan bayi yang lahir di usia yang masih sangat prematur ini ditolak oleh pihak RSUD Bayu Asih karena kondisi kesehatannya yang masih sangat rentan.
Sebagai orangtua, ia hanya bisa pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT.
Menurut petugas medis di IGD, ruangan tidak tersedia tanpa menangani pasien terlebih dahulu dengan menyatakan ruangan sudah penuh.
Dengan sedih, kedua orangtuanya pun kembali ke rumah mereka dengan membawa bayi mereka yang belum sempurna. Mereka memutuskan untuk merawat bayi mereka di rumah dengan bantuan dari tetangga dan keluarga.
Menurutnya, mereka merasa pasrah dengan keadaan ini dan percaya bahwa Tuhan pasti punya rencana yang lebih baik.
Adapun alasannya karena ruangan anak dianggap sudah penuh.
Mereka berharap bayi mereka akan bertahan dan bisa pulih dengan bantuan dari orang-orang terdekat.
“Kami pasrah saja percaya kepada Allah SWT semoga bayi kami cepat pulih,”kata dia. (Rsd)