PURWAKARTA-Garisjabar.com
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Purwakarta melansir data kebakaran lahan perkebunan dan hutan di Kabupaten Purwakarta mencakup total 455.951 hektar.
Hal tersebut salah satu dampak pada musim kemarau tiga bulan terakhir. Kebakaran serupa masih terus terjadi selama sepekan yang lalu, berdasarkan laporan warga.
“72 hektar dalam sepekan ini luas lahan yang terbakar,” kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Purwakarta Wahyu Wibisono, Selasa (27/8/2019) ketika ditemui di Purwakarta.
Wibi menyatakan jumlah kebakaran lahan perkebunan dan hutan di daerahnya masih mendominasi. Dari sekian banyak kasus kebakaran tersebut diduga akibat pembakaran sampah dan puntung rokok.
“Dari 15 kebakaran yang dilaporkan ke DPKPB Purwakarta pekan lalu, sebanyak 12 kebakaran di antaranya terjadi di lahan perkebunan dan hutan,” tambahnya.
Sedangkan, tiga kebakaran lainnya melibatkan bangunan perindustrian, rumah tinggal dan kendaraan.
Sehingga dimusim kemarau ini Wibi, meminta untuk waspada termasuk bijak dalam membuang puntung rokok serta untuk tidak membakar sampah disembarang tempat.
“kami mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaannya agar tidak terjadi kebakaran lebih lanjut,” kata Wibi.
Selama sepekan yang lalu tersebar di sembilan Kecamatan. Antara lain, Kecamatan Kiarapedes (1), Wanayasa (2), Bungursari (2), Pasawahan (1), Sukatani (1), Bojong (2), Purwakarta (2), Maniis (1) dan Darangdan (2).
Kebakaran lahan perkebunan dan hutan salah satunya terjadi di Gunung Cilalawi Desa Tajur Sindang Kecamatan Sukatani selama dua hari berturut-turut. Warga melaporkan kebakaran tersebut sekitar pukul 16.00 dan petugas tiba di lokasi sekitar 20 menit setelahnya.
“Kebakaran di ketinggian 500 meter di atas permukaan laut tersebut menghanguskan lahan seluas kurang lebih 53 hektar api mulai menyala kembali hingga keesokan harinya,” jelas wibi.
Sebelumnya, Wibi menyebutkan jumlah kebakaran serupa di Kabupaten Purwakarta masih tinggi sepanjang tahun ini.
“Hampir dua kali lipatnya, tercatat mencapai 46 kejadian lebih banyak dari jumlah kebakaran bangunan rumah sebanyak 23 kejadian,” ungkapnya.
Kejadian serupa bahkan terus mengalami peningkatan sejak 2007 hingga sekarang. Jumlah kebakaran hutan paling banyak terjadi 2018 lalu sebanyak 168 kejadian. (Rilis)