Garisjabar.com- Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengemukakan, ekonomi Indonesia mampu tumbuh berkualitas di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Hal itu, tercermin dari laporan. Badan Pusat Statistik (BPS) tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan III Tahun 2019.
Namun, Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02 persen year-on-year (YoY) di Triwulan III-2019, melambat dibandingkan triwulan II-2019 dan Triwulan III-2018, yang tumbuh masing-masing 5,05 persen (YoY) dan 5,17 persen (YoY).
“Meski terjadi perlambatan, pencapaian ini masih lebih baik dibandingkan beberapa negara lainnya di ASEAN, di antaranya Malaysia, Thailand, dan Singapura,” ujar Airlangga Hartarto di Jakarta. Sabtu (9/11/2019).
Menurut, Airlangga, perlambatan ekonomi global merupakan tantangan yang saat ini dihadapi oleh seluruh negara di dunia. Dengan kondisi itu pertanyaan yang relevan adalah seberapa tahan perekonomian Indonesia menghadapinya.
Sehingga, kinerja ekonomi Indonesia sepanjang Tahun 2019 cukup baik secara fundamental karena banyak negara justru mengalami perlambatan ekonomi yang lebih dalam, misalnya Tiongkok, Amerika Serikat (AS), dan Uni Eropa (UE).
Hal tersebut, fenomena tren perlambatan pertumbuhan ekonomi sebenarnya bukan hanya dialami oleh Indonesia, namun sebagian besar negara di dunia. Bahkan, Internasional Monetary Fund (IMF) dalam laporannya periode Oktober 2019 kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan global untuk tahun 2019.
Sehingga, dari 3,5 persen pada laporannya di Januari 2019, turun menjadi 3,3 persen pada April 2019, dan terus merevisi ke bawah hingga ekonomi global diperkirakan hanya tumbuh 3,0 persen di tahun 2019, dalam laporannya di Oktober 2019.
Namun, perkiraan serupa juga dilakukan oleh Bank Dunia (World Bank) yang sempat memperkirakan ekonomi global tumbuh 2,9 persen (YoY) dalam laporannya di Januari 2019, namun dalam laporan terakhirnya pada Juni 2019 diperkirakan hanya akan tumbuh 2,6 persen.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga menyampaikan, relatif baiknya kinerja ekonomi Indonesia juga tercermin dari berlanjutnya tren penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Bila pada Agustus 2015, tercatat 6,18 persen, maka pada Agustus 2017 dan Agustus 2018 turun menjadi 5,50 persen dan 5,34 persen. Data terkini Agustus 2019, TPT telah turun menjadi 5,28 persen.
“Pencapaian ini merupakan sesuatu hal yang luar biasa, karena di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat perang dagang dan konflik geopolitik, perekonomian Indonesia masih tetap tumbuh berkualitas dan stabil melalui penciptaan lapangan-lapangan kerja baru, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia,” ucapnya. (Rht)