SUBANG, garisjabar.com- Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) Republik Indonesia sebut kebutuhan susu untuk masyarakat di Indonesia terbilang masih rendah.
Namun saat ini, 80 persen ekstrak susu tanah air merupakan impor dari luar negeri.
Menkop UKM Teten Masduki mengatakan, tingginya impor susu dari luar negeri membuat kebutuhan susu bagi masyarakat Indonesia menjadi rendah. Jika digambarkan, kata Teten Masduki, seluruh masyarakat hanya minum satu tetes susu dalam sehari.
“Tadi sudah disampaikan kita 80 persen masih impor, kita baru 20 persen berarti itu pun kita minum susu satu tetes per hari, karena kita itu baru 15 liter per kapita, masih sangat rendah,”kata Teten saat melakukan kunjungan kerja di perusahaan susu di Kecamatan Dawuan, Subang, Senin (9/10/2023).
Menurut Menkop UKM Teten Masduki, kebutuhan susu masyarakat Indonesia masih terbilang kalah jauh dari negara tetangga lainnya seperti Malaysia dan Thailand.
“Jadi kalau dibandingkan dengan Malaysia sudah 23 liter per kapita, sedangkan Thailand 35 liter per kapita. Jadi kita masih sangat rendah,”ujarnya.
Sehingga terus meningkatnya kebutuhan susu bagi masyarakat Indonesia, kata Teten, disebabkan oleh gaya hidup dari masyarakat itu sendiri.
“Apalagi sekarang dari lifestyle anak-anak muda jaman sekarang dengan demografi kita anak muda dengan mengkonsumsi susu semakin meningkat, dari susu segar maupun susu olah,”katanya.
Sementara, oleh karena itu, Pemerintah Pusat bersama dengan pihak terkait lainnya akan terus mengembangkan industri dari produksi-produksi susu lokal yang diharapkan dapat menutupi kebutuhan susu bagi masyarakat saat ini.
“Jadi ini dengan kebijakan subsidi impor dari pemerintah maka untuk barang-barang konsumsi, maka ini industri yang harus sama-sama kita kembangkan bagaimana konsumsi susu kita bisa disuplai oleh produk-produk dalam negeri,”ucap Teten. (Rsd)