PURWAKARTA, garisjabar.com- DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat mengambil alih kepengurusan DPD Partai Golkar Kabupaten Purwakarta. Sabtu (13/5/2023).
Pengambilalihan DPD Partai Golkar Purwakarta itu dilakukan menyusul pengunduran diri Maula Akbar sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Purwakarta.
Pada Jumat malam (12/5), sekitar pukul 21.30 WIB, sejumlah petinggi Golkar Jabar mendatangi sekretariat DPD Partai Golkar Purwakarta di Jalan Veteran, diantaranya Ketua Bappilu Golkar Jabar, Rahmat Sule.
Ketua Harian DPD Partai Golkar Jawa Barat, Daniel Mutaqien Syafiuddin langsung mengunjungi bersama Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengadakan rapat pertemuan antara 50 caleg dengan unsur pengurus DPD Golkar Jawa Barat dan DPD Golkar Purwakarta.
Sementara dalam keterangannya, Daniel Mutaqien mengatakan, DPD Partai Golkar Jawa Barat telah memutuskan untuk mem-plt-kan DPD Golkar Purwakarta. Selain itu, yang menjadi dasar adanya (Plt) dikarenakan sebelumnya tidak jalannya proses pencalonan anggota DPRD Purwakarta.
Daniel Mutaqien Syafiuddin pun mengatakan, kami ditugaskan sebagai pelaksana tugas (Plt) Ketua DPD Partai Golkar Purwakarta, untuk menjalankan proses-proses organisasi dan mendaftarkan bacaleg dari Golkar Purwakarta dalam waktu yang sesingkat-singkatnya melaksanakan Musdalub Golkar Purwakarta.”Kita diberikan waktu satu bulan untuk menggelar Musdalub,”kata Daniel.
Mundurnya Dedi Mulyadi berkah bagi Golkar Purwakarta
Sementara Pengamat Politik Agus Yasin mengatakan, apa yang diprediksi sebagian kalangan, bahwa mundurnya Dedi Mulyadi dari Partai Golkar akan berpengaruh buruk bagi Partai Golkar di Purwakarta.
Namun terbantahkan dengan digelarnya rapat konsolidasi partai yang dipimpin oleh Plt. Ketua DPD Partai Golkar Purwakarta, serta Daniel Mutaqien Syafiuddin, juga didampingi oleh Anne Ratna Mustika,.
Menurut Agus Yasin, rapat konsolidasi tersebut dihadiri unsur-unsur pengurus DPD Golkar Purwakarta, serta para Bacaleg. Ini gambaran, bahwa para kader militan tetap saja tidak akan mengikuti jejak Dedi Mulyadi.
Kata Agus Yasin, perlu diketahui, bahwa Dedi Mulyadi dan anaknya (AHB) Maula Akbar ditambah 17 pengikutnya menurut informasi akan pindah ke partai lain. Itu menjadi bukan urusan Partai Golkar lagi, dan dia pun tidak bisa mengintervensi dan turut campur lagi dengan Partai Golkar.
“Jika dia aneh-aneh dan ada kader di Partai Golkar yang terbius pengaruhnya. Resikonya bisa berhadapan dengan para kader militan, baik yang ada di lingkaran pengurus maupun diluar,”ungkap Agus Yasin.
Menurutnya, karena ini sudah menyangkut harga diri partai, sehingga mundurnya Dedi Mulyadi termasuk para pengikutnya sebuah pembuktian.
Selain itu, bahwa mereka pun aktif dan menguasai Partai Golkar sesungguhnya bukan panggilan jiwa, tetapi ini lebih mengarah pada kepentingan pribadi dalam kekuasaan atau lainnya dengan memanfaatkan kebesaran partai.
Jadi intinya kata Agus Yasin, dengan mundurnya Dedi Mulyadi dari Partai Golkar termasuk para pengikutnya. Adalah berkah bagi keluarga besar Partai Golkar Purwakarta, bahkan ada beberapa kader yang selama ini termarjinalkan akan syukuran. Mungkin juga sebagian pengurus ada yang akan seperti itu, walaupun sembunyi-sembunyi atau juga dengan cara lain. (Rsd)