PURWAKARTA, garisjabar.com– Seorang Kepala Desa Mulyamekar Kecamatan Babakancikao, Kabupaten Purwakarta Sakim tak pantas melontarkan bahasa soal beras naik di bandingkan dengan harga rokok.
Sebagai kepala desa, pernyataan Sakim dianggap tak etis dan menjadi kepala desa seharusnya untuk berhati-hati dalam bersikap di suasana masyarakat sedang kesulitan beras naik.
Kenaikan harga sembako beras akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Bahkan menjadi perbincangan di salah satu Wa grup Warga Purwakarta Istimewa.
Dalam perbincangan di WA grup tersebut, terlihat beberapa anggota grup saling sindir terkait kenaikan harga sembako beras.
Salah satunya datang dari Kepala Desa Mulyamekar Kecamatan Babakancikao, Sakim. Sehingga di chat grup ia mengatakan, “Ya baru harga beras 16.000 perkilo sudah rame dan hebohnya minta ampun duh, tapi giliran harga rokok naik bahkan sampai ada rokok harganya 20.000 sampai 40.000 kenapa diam tapi di beli seperti harga Jinggo masih 16.000,”kata Sakim.
Narasi dari Kades Mulyamekar tersebut kemudian ramai di balas oleh anggota Wa grup lain nya seperti akun @X dengan mengatakan, “Yang konsumsi rokok hanya sebagai orang, itu juga yang doyan doang, tapi yang konsumsi beras semua orang dan kalangan”. Serta akun @X yang lain juga mengatakan, “Rokok itu bukan makanan pokok”.
Narasi dari Sakim Kades Mulyamekar tersebut, mendapat tanggapan dari Wakil Ketua Komunikasi Peduli Purwakarta (KPP) Tarman Sanjaya mengatakan, tidak seharusnya seorang Kepala Desa yang notabene pejabat publik mengeluarkan narasi seperti itu, apalagi di WA grup.
“Narasi Kades seperti itu tidak mencerminkan sosok seorang pejabat. Seharusnya memberikan contoh yang baik, tidak perlu disampaikan narasi seperti itu di WA grup, apalagi sampai menyamakan harga beras dengan harga rokok, kan gak nyambung,”ujar Tarman.
Dia menyebutkan, seorang pejabat itu seharusnya menyampaikan kepada masyarakat memberikan solusi yang baik.”Ini kenapa harga beras bisa naik, setelah itu kasih solusi atau saran biar masyarakat paham dan mengerti bukan malah membanding-bandingkan,”ucap Tarman Sanjaya, Selasa (27/02/2024).
Dikatakan Tarman, Sumberdaya manusia (SDM) serta komunikasi yang baik dipastikan akan menghasilkan kinerja yang baik serta situasi yang baik. Hal itu yang harus dimiliki oleh seorang pejabat.
Tarman mengatakan, seorang pejabat itu harus memiliki SDM serta komunikasi yang baik. Jangan sampai seorang pejabat memiliki SDM atau komunikasi yang kurang baik.
“Kalau dari SDM serta komunikasi kurang baik, jangan salahkan kalau kita menilai kinerja tidak baik kepada masyarakat serta kebijakannya,”kata Tarman.
Menyikapi hal tersebut, Tarman Sanjaya, akan melakukan komunikasi terlebih dahulu ke pihak Kecamatan sebelum melangkah ke Dinas DPMD Purwakarta.
“Mungkin habis ini kita akan melakukan komunikasi dulu ke pihak Kecamatan sebelum melangkah ke Dinas DPMD Purwakarta, guna mempertanyakan kepantasan seorang Kades mengeluarkan narasi yang dinilai layaknya masyarakat awam,”ucapnya. (Rsd)