Kisah Keluarga Miskin 12 Anak Tinggal di Rumah Panggung Sangat Sederhana Purwakarta

oleh -235 Dilihat

PURWAKARTA, garisjabar.com- Kisah pilu keluarga miskin di Kampung Mariuk, Desa Sinargalih, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta. Namun, salah satu keluarga miskin tersebut memilik dua belas anak hidup di rumah panggung bilik sangat sederhana.

Selain itu, tragisnya suami yang bekerja sebagai buruh bangunan sehingga tidak bisa lagi bekerja setelah menderita penyakit strok. Hal ini, untuk makan sehari-hari pun mereka mengandalkan belas kasihan tetangganya.

Menjalani kehidupan pilu tentunya tak ada yang menyangka. Namun terkadang kita harus menjalani hidup yang tak diinginkan.

Hal ini yang sedang dialami oleh Ibu Uju. Hidupnya menjadi pilu setelah bencana menimpa suaminya sakit pada bagian kakinya sehingga tidak bisa bekerja. Ibu Uju hanya bisa menangis untuk memikirkan anak-anaknya.

Sementara, rumah panggung yang berdinding bilik tersebut sangat sederhana. Namun, sebagian kaca jendela sudah tidak berkaca akibat pecah.

Selain itu, lantainya pun terbuat dari kayu yang sudah rapuh sehingga banyak yang sudah berlubang akibat tidak diperbaiki karena tidak ada biaya.

Terlebih ketika kondisi tersebut dialami oleh seorang Dasep (49) suami Uju. Tak ada seorang ibu yang tega membiarkan anaknya menderita.

Namun, ibu Uju pun tidak kuat menahan tangis untuk menghadapi persoalan anaknya kedepan nantinya.

“Iya saya bingung dengan kondisi saat ini, apalagi dimasa Pandemi Covid-19 ini susah mencari uang ditambah suami sakit kakinya dan tidak bisa bekerja,”kata Uju (40) sambil menangis sedih.

Dasep Rosadi usia (49) pun mengatakan, dirinya mempunyai dua belas anak bahkan ada yang masih balita usia empat bulan.” Dua belas yang paling besar usia (23) anak yang paling kecil masih usia empat bulan,”ujar Dasep. Minggu (6/3/2022).

Keluarga itu, pasangan dari Dasep (49) tahun dan Uju usia (40). Dasep yang kerjanya serabutan dan mereka merasa kewalahan karena saat ini Dasep mengalami sakit kaki dan sudah tidak bisa bekerja.

“Sudah tidak bisa bekerja saat ini, dulu memang kerja suka ke proyek tapi sekarang walapun keadaan seperti ini saya memaksakan untuk mencari nafkah buat istri dan anak-anak makan ke sawah buat beli beras,”ucap Dasep.

Harapnya Dasep Rosadi kepada pemerintah ada perhatian bantuan sosial untuk meringankan beban keluarga terutama anak-anak yang masih sekolah. (Rsd)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *