PURWAKARTA, garisjabar.com- Dalam kurun waktu 2019 hingga 2021, Satgas Citarum Harum berhasil mencapai target dari beberapa program penanganan permasalahan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Salah satu capaian terbaik yakni membuat kualitas air Citarum dalam kondisi terus membaik dan kini masuk kategori cemar ringan dengan Indeks Kualitas Air (IKA) 50,13 poin. Selasa (15/3/2022).
Pemulihan air Sungai Citarum ini penting untuk diketahui bukan hanya karena statusnya sebagai sungai terpanjang di Jawa Barat. Sungai yang memiliki panjang 270 kilometer itu menjadi sumber kehidupan bagi 18 juta warga di 13 kabupaten/kota di Jabar yang dilintasi DAS. Sungai ini juga vital bagi kemakmuran 682.227 hektare lahan di 1.454 desa.
Bahkan, pemerintah telah menetapkan ultimate goal sebagai indikator dan target keberhasilan utama dari pelaksanaan rencana aksi PPK Das Citarum. Yakni Mutu Air Kelas II, atau setara dengan nilai IKA sebesar 60 poin yang ditargetkan dapat tercapai pada akhir tahun 2025.
Mutu air kelas II ini memungkinan air tersebut bisa digunakan untuk prasarana atau sarana rekreasi air, budidaya ikan air tawar, peternakan, mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama.
“Kondisi awal Sungai Citarum pada tahun 2018 adalah cemar berat, setara IKA 33,43 poin. Pada akhir 2021, kondisinya mengalami perbaikan kualitas mencapai 50,13 poin atau cemar ringan,” kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang juga menjabat sebagai Komandan Satuan Tugas (Satgas) Citarum Harum.
Dengan kata lain, ultimate goal menuju Mutu Air Kelas II hampir tercapai. Pemprov Jabar dan Satgas Citarum terus berupaya agar IKA Sungai Citarum sebesar 9,87 poin lagi bisa tercapai dalam waktu dekat.
Faktor keberhasilan capaian tersebut disebabkan Satgas Citarum Harum berhasil mencapai target 7 rencana aksi (renaksi) dari 12 renaksi program penanganan masalah Sungai Citarum. Sementara 5 renaksi lainnya merupakan capaian yang sudah dilakukan namun masih memerlukan percepatan.
Ketujuh renaksi yang berhasil dicapai melebihi target yakni penanganan lahan kritis, penanganan limbah peternakan, penanganan keramba jaring apung (KJA), pengelolaan sumber daya air dan pariwisata, edukasi dan pemberdayaan masyarakat, riset dan pengembangan, pengelolaan datin dan humas.
Terdapat 31.700,39 hektare lahan kritis di sepanjang aliran DAS Citarum yang telah dihijaukan. Angka ini di atas dari target 2021 yang hanya mencapai 15.647,45 hektare. Sementara target 2025 bisa menghijaukan 80.174,99 hektare lahan.
Pada Penanganan Limbah Peternakan, Satgas Citarum berhasil menangani limbah peternakan khususnya sapi sebanyak 26.947 ekor sapi. Angka ini lebih banyak dibandingkan target 2021 sebanyak 26.864 ekor sapi. Sedangkan target 2025 sebanyak 53.052 ekor sapi.
Untuk Penanganan Keramba Jaring Apung, Satgas Citarum berhasil dalam program penanganan KJA. Hingga tahun 2021 telah menangani KJA yang angkanya mencapai 33.868 unit dari target 28.243 unit. Sementara pada tahun 2025 penanganan ditargetkan bisa mencapai 141.219 unit.
Pada program pengelolaan sumber daya air dan pariwisata, Satgas Citarum berhasil membereskan genangan air tersisa sebesar 90 persen dari target 70 persen. 0,7 m3/d penambahan air baku dari target 1,4 m3/d dan 4 lokasi destinasi wisata air dari target 5 lokasi.
Target tahun 2025 diharapkan membereskan luas genangan tersisa mencapai 20 persen, penambahan air baku 3,7 m3/d dan 5 lokasi destinasi wisata.
Satgas Citarum juga tak henti-hentinya memberikan edukasi sekaligus memberdayakan masyarakat untuk memberikan andil dalam penanangan masalah DAS Citarum. Satgas Citarum telah mengedukasi dan memberdayakan 1.268 desa dari 290 desa yang ditargetkan pada 2021, dan melibatkan 24 komunitas dari target 5 komunitas. Serta melibatkan 78 institusi pendidikan dari target 78 institusi pendidikan pada tahun 2021. Pada tahun 2025, ditargetkan mengedukasi 1.454 desa dan 25 komunitas, serta 390 institusi pendidikan.
Pada program riset dan pengembangan, Satgas Citarum memanfaatkan 3 kajian dari target 1 kajian. Dan pada tahun 2025 ditargetkan bisa memanfaatkan 12 kajian.
Dalam kurun 2019 hingga kini, telah berdiri 1 command center dari target 1 command center. Data informasi lokasi pemantauan kualitas air sebanyak 149 titik manual dan 16 onlimo dari target 341 titik manual dan 22 onlimo hingga 2025. Dan telah terpenuhinya 29 media humas dari target 4 media.
5 Capaian Perlu Percepatan
Dari hasil evaluasi, 5 capaian program PPK DAS Citarum perlu percepatan yakni program penanganan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, penanganan limbah industri, pengendalian pemanfaatan ruang, dan penegakan hukum.
Selama ini, Satgas Citarum telah berhasil menangani air limbah domestik yang berasal dari 39.846 kepala keluarga (KK). Angka ini masih di bawah target 135.000 KK yang tertangani pada tahun 2021. Dan 648.603 KK pada tahun 2025.
Sementara, sampah menjadi masalah serius yang membuat Sungai Citarum menjadi kotor. Permasalahan ini ditumbulkan dari sampah yang berasal dari sumber yang tidak tertangani dengan baik.
Satgas Citarum telah mengurangi sampah dari sumber yang dibuang ke Citarum sebanyak 2.899,51 ton perĀ hari dari target 3.177,39 ton per hari pada tahun 2021. Sedangkan pada tahun 2025 ditargetkan bisa mengurangi sampah dari sumbernya sebanyak 6.636,06 ton per hari.
Begitu pula dengan penanganan limbah industri. Di mana Satgas Citarum telah membina 1.133 industri dari target 1.170 industri dan menginventarisasi 180 industri dari target 350 industri yang diinventarisasi. Pada 2025 diharapkan 1.813 industri dibina dan 1.043 industri dinventarisasi.
Sementara pada program pengendalian pemanfaatan ruang telah mendata di 5 kabupaten/kota, 4 juknis pendataan perizinan, dan 1 dokumen masterGIS. Diharapkan tahun 2025 sudah terdata 127.363,2 hektare cakupan pengendalian pemanfaatan ruang.
Pada sisi penegakan hukum, terdapat 204 kasus pengaduan dari target 455 kasus. Sebanyak 34 kasus perdata/pidana dari target 29 kasus, serta 87 kasus sanksi administratif dari target 105 kasus. (Dni)