Garisjabarar.com– SARI ATER yang dipercaya untuk mengelola pemandian air panas alami di Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat kini memasuki usia ke-50 tahun.
Dalam rentang usia setengah abad Sari Ater terus menjaga profesionalisme dan memberikan kontribusi yang tidak sedikit dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Subang.
“Selama kurun waktu 50 tahun, PT Sari Ater telah berhasil mengembangkan obyek wisata ciater ini menjadi kawasan wisata yang membanggakan.
Namun bukan saja bagi masyarakat Kabupaten Subang, akan tetapi juga bagi provinsi Jawa Barat, bahkan bagi negeri kita tercinta ini, Indonesia,” demikian sambutan yang disampaikan Direktur Utama PT Sari Ater Hj Metty Hendriatty dalam acara HUT Sari Ater ke-50, Selasa 30 April 2024 di Ballroom Dayang Sumbi, Ciater.
Selain itu, Hj Metty mengemukakan bahwa perjalanan Sari Ater hingga sampai pada 50 tahun ini merupakan sebuah kebahagiaan sekaligus kebanggaan tersendiri.
“Bagi saya pribadi, ini rasa syukur tak terhingga karena telah menjadi saksi hidup sekaligus bagian dari perjalanan sebuah perusahaan (Sari Ater),” kata Hj Metty.
Menurut Hj Metty, dimana sejak berdirinya pada tanggal 8 maret 1974, tetap konsisten dengan visi dan misinya, yakni untuk mengembangkan semua potensi pariwisata yang ada di lingkungan Ciater dan sekitarnya.
Ia menyebutkan, sedangkan untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat setempat, yang dirintis melalui kerjasama dengan Pemda Kabupaten Subang, yang dipimpin oleh alm Atju Syamsuddin selaku Bupati dan didukung penuh oleh alm H. Mashudi selaku gubernur Jawa Barat saat itu, Sari Ater terus berkembang secara berkelanjutan di Kabupaten.
“Dengan prestasi tersebut Pemda Subang memberikan kepercayaan kepada manajemen Sari Ater hingga saat ini selama 50 tahun,”ujar Metty.
Selama ini, kekuatan daya tarik Sari Ater adalah keberadaan potensi alam yaitu hutan dan perkebunan hingga teh yang Asri serta udara yang sejuk pada ketinggian ideal 980 m DPL dan Air Panas Alami.
Untuk itu Sari Ater sejak awal dalam setiap langkah pembangunannya selalu memperhatikan serta menjaga lingkungan alamnya sehingga dapat bermanfaat untuk jangka waktu yang berkelanjutan.
Sementara itu, Direktur Operasional Sari Ater H. Herrie Hermanie Soewarma dari menciptakan lapangan kerja yang dimulai dengan 35 orang pada tahun 1973, hingga kini sudah menyerap 550 karyawan, dimana 70 persen merupakan masyarakat setempat.
“Walau terjadi tantangan yang cukup berat di saat Covid 19 pada tahun 2020 dan 2021, Sari Ater tetap mampu bertahan dan pulih kembali hingga saat ini,”katanya.
Begitu pun Sari Ater memberikan kontribusi yang tidak sedikit bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Subang dan selalu memperoleh penghargaan sebagai pembayar pajak terbaik.
Selain itu, berdasarkan data yang ada, Sari Ater selalu dikunjungi wisatawan sebanyak 1,4 juta orang per tahunnya.
Sedangkan, dalam kerjasama bagi hasil dengan Pemda Subang, dari jumlah lahan milik Pemda Subang seluar 9 ha, guna meningkatkan pendapatan usahanya SA menyertakan modalnya dengan menambah luas lahan tambahan sebanyak 13 hektar.
Begitu pun dengan TU Holding sebagai pemilik PT Sari Aterterus melakukan upaya pengembangan usahanya diantaranya berupa Hotel Bintang 4 dan 5, Youth Hostel, Golf Course, dan Cable Car.
Dikatakan Herrie Hermanie, wilayah Subang Selatan memililiki potensi menjanjikan sebagai bagian penyangga pengembangan Kabupaten Subang sebagai daerah tujuan wisatanya.
Oleh sebab itu, Kabupaten Subang Utara berpotensi terus tumbuh berkembang pada masa yang akan datang.
Khususnya di Kawasan Industri REBANA yang mencakup Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning). Terlebih dengan adanya akses jalan tol menuju kawasan tersebut serta menuju Bandara Kertajati.
Dalam pandangan Herri Hermanie, kawasan Subang Selatan akan terus menggeliat sekaligus kian memiliki daya tarik yang lebih kuat dengan hadirnya pengusaha yang turut membangun usaha pariwisata di kawasan Ciater ini.
Seperti Astro Highland, The Ranch, The Castelo, Smart Hills serta Daya tarik wisata lainnya.
Tak hanya itu, kata Herrie, untuk mengembangkan potensi pariwisata di kawasan ini, tentu saja diperlukan kolaborasi yang sinergis antara para pengusaha dengan Pemerintah Kabupaten Subang.
Hal ini, agar pengembangan tersebut benar-benar terukur, terkendali serta guna tercipta kelangsungan yg berkelanjutan dalam waktu panjang kedepan.
Sehingga ada beberapa point yang ditekankan dalam sustainability pariwisata di kawasan ini agar berjalan sesuai yang kita harapkan:
1. Kelestarian Alam harus tetat terjaga
2. Kecukupan dan ketersediaan air bersih baik bagi perusahaan tanpa mengganggu keperluan air bersih untuk masyarakat dan warga sekitarnya.
3. Pengendalian limbah yang timbul dari kegiatan usaha maupun limbah Domestik dalam jangka waktu Panjang kedepan.
Pendiri Sari Ater
Sementara itu, masih menurut Metty, eksistensi Sari Ater hingga terus berkembang seperti sekarang ini tidak terlepas dari dasar-dasar fundamental yang telah diletakan oleh pendiri Sari Ater, H. Ama Soewarma.
Jauh sebelum itu, Ama Soewarma telah membangun beberapa obyek wisata lainnya, seperti di Garut oleh Sari Panas, Pangandaran, Pananjung Sari, Situ Cileunca, Pangalengan, Cileunca Sari, dan kawah Tangkuban Perahu oleh Permai Sari.
Namun kemudian Ama Soewarma memutuskan untuk fokus mengelola Sari ater.
Selain itu, untuk melengkapi kebutuhan transportasi, pernah juga mengelola Sari Express Tour & Travel dengan Armada bis pariwisata rute Jakarta-Bandung-Cirebon-Semarang-Yogyakarta-Surabaya dan Bali (PP).
Namun harus terhenti karena adanya kebijakan pemerintah saat itu.
Adapun penggunaan nama “SARI ATER” di semua unit usaha kami, hal tersebut merupakan penghormatan beliau kepada istri tercinta, alm Hj Saribanon.
“Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terimakasih serta penghargaan kepada alm bpk Mashudi dan alm bpk Atju Syamsuddin, kebetulan hari ini keluarganya berkenan hadir, yang telah membantu serta mendukung bpk. H.a. Soewarma sejak awal dalam merintis usaha dengan niat yang tulus menanamkan budaya, jujur dan loyal,”ujarnya.
Selama kurun waktu 50 tahun, PT Sari Ater telah berhasil mengembangkan obyek wisata Ciater menjadi kawasan wisata yang membanggakan.
Termasuk, cukup banyak capaian prestasi yang telah diraih oleh PT Sari Ater, yang patut dicatat (khususnya oleh Pemda Subang), diantaranya ;
1. Menerima 7 kali berturut-turut penghargaan dari gubernur jawa barat dan 3x berturut-turut penghargaan dari bupati subang sebagai mitra pembangunan Melalui Program CSR/PKBL Perusahaan.
2. Menerima 3 kali berturut-turut penghargaan dari Bupati Subang sebagai wajib pajak hotel, restoran & parkir terbaik yang telah berkontribusi terhadap peningkatan penerimaan pendapatan asli daerah
Hal terpenting lainnya, dari berbagai pretasi yang dicapai tersebut, yakni PT Sari Ater telah ikut berperan dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan mendorong tumbuhnya tingkat ekonomi masyarakat di lingkungan Perusahaan.
Serta terciptanya 7 desa binaan, yang telah memberikan hasil menjadi destinasi wisata pendukung bagi Sari Ater.
Dalam meningkatan kualitas SDM agar menjadi tenaga yang memiliki skill yang mumpuni, telah hadir di lingkungan Sari Group LPK/lembaga pelatihan kerja Ama Institute yang merupakan unit bisnis dari PT Tigamas Utamasari selaku Holding company.
Dengan tersedianya lpk ama institue selaku penyelenggara pelatihan berbasis kompetensi, tidak ada alasan lagi bagi karyawan PT Sari Ater dan unit usaha Sari Group lainnya, untuk belum/tidak memiliki tenaga kerja yang kompeten. (Rsd)