Garisjabar.com- Kita harus mampu mencegah radikalisme sejak dini. Karena kalau tidak, maka lima atau sepuluh tahun lagi kita bisa berkelahi dengan keluarga sendiri maupun dengan tetangga, bisa jadi dengan sahabat dekat.
Menurut, Wakil Ketua Komisi I DPRD Purwakarta H. Ceceng Abdul Qadir, S.PD.i, ketika menerima audiensi sejumlah pelajar yang tergabung dalam IPNU ( Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama) dan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdatul Ulama) Cabang Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta, di ruang rapat gabungan Komisi. Kamis (10/10/2019).
“Jangan menjustifikasi atau melihat kesalahan orang lain dengan mata kepala sendiri, tapi harus melihat juga indikator-indikator lainnya,” ujarnya.
Sambung Ia, Semisal melihat seseorang menjadi pelacur, maka masih perlu kita perdalam dengan pertanyaan lainnya, apa dia menjadi pelacur itu karena hobi, faktor ekonomi, atau hal-hal lain, sehingga kita dapat menyimpulkan dan mengambil tindakan secara benar,” kata Ceceng.
“Intinya, segala sesuatu harus kita analisa mendalam terlebih dulu sebelum mengambil suatu keputusan,” ujar dia.
Ceceng mengatakan, dalam diskusi singkat tersebut Ia sengaja memberikan tambahan pemahaman kepada para pelajar, agar bisa menangkal radikalisme di Purwakarta sejak dini mungkin. Pasalnya, sambungnya, bila dibiarkan ini sangat berbahaya.
Para pelajar, kata Ceceng, belum bisa memisahkan, mana yang harus dihindari dan mana yang harus diikuti. Artinya, sebaiknya mereka fokus saja pada tugas dan kewajibannya sebagai pelajar.
“Jangan sampai tergerus atau terbawa arus komunikasi sosial media yang belakangan sering memberikan pemahaman yang salah kaprah. Bila itu tidak disadari sejak dini, mereka justru akan kehilangan fokus pada tugas mereka sendiri,” katanya.
Ditambahkan Ceceng, radikalisme sangat berbahaya, bisa mememecah belah bangsa. Jika di Purwakarta tidak segera diantisipasi bisa terjadi konflik vertikal atau horizontal, seperti di daerah-daerah lain.
“Oleh karena itu, khususnya pelajar dan umumnya masyarakat Purwakarta jangan sampai terjebak dalam masalah seperti itu, “ ujar dia.
Ade Faturahman selaku pembina IPNU dan IPPNU, mengatakan sengaja menggiring para pelajar yang tergabung dalam IPNU maupun IPPNU untuk mendengar langsung dari Ceceng Abdul Qadir, bagaimana menghindari pengaruh negatif media sosial bagi perkembangan pelajar dimasa yang akan datang.
Sementara, kata Ceceng, kita tidak bisa memungkiri perkembangan era digitalisasi yang sangat pesat saat ini. Gadget atau HP itu sebenarnya juga banyak manfaatnya bila dipergunakan secara benar. “Kita bisa belajar membuat aplikasi yang bermanfaat untuk orang lain atau diri sendiri, bisa berbisnis sistem online, bisa membangun perekonomian desa dll,” kata Ceceng, yang mengaku punya usana konpeksi dan toko online ini.
Namun disarankan oleh Ceceng, agar pelajar membuka Youtube mencari informasi desa terkaya di dunia dan desa mana saja di Indonesia, yang telah memiliki PAD (penghasilan asli desa) sangat besar.
“Desa Ponggok dan Pujon Kidul di Indonesia, tadinya hanya desa miskin, kini bisa menggaji kepala desanya sebesar Rp. 25 juta bahkan sampai Rp. 50 juta per bulan,” ucap Ceceng. (Rsd)