PURWAKARTA, garisjabar.com- Pembangunan Fasilitas Agro Edu Wisata Holtikultura beberapa hektar sekitaran kawasan Tajug Gede, Kabupaten Purwakarta yang bersumber dari dana bantuan kementerian pertanian menghabiskan biaya sekitar Rp 12 miliar jadi sorotan publik.
Menurut Pengamat Kebijakan Publik Kabupaten Purwakarta Agus Yasin mengatakan, pembangunan untuk Fasilitas Argo Edu Wisata Holtikultura mencapai Rp12 miliar. Sedangkan untuk kegiatan pembangunan lanjutan Emplasement Areal Taman Giri Harja tersebut, alokasi anggaranya mencapai RP 3.060.255.000,00 miliar lebih, yang dimenangkan oleh pihak CV. YOS END CO.
“Kenapa di pasang paving blok, kan anggarannya cukup besar, bahkan anggaran itu terpisah dengan pembangunan Fasilitas Agro Edu Wisata Holtikultura sebesar Rp 12 miliar. Dan ini suda berlebihan pembangunan yang ada di Tajug Gede sampai puluhan miliar,”kata Agus Yasin. Jumat (23/12/2022).
Anggaran miliaran itu, dialokasikan untuk merealisasikan pembangunan Tajug Gede Cilodong. Namun, sampai saat ini pembangunan tersebut dengan menghabiskan biaya puluhan miliar tidak pernah selesai.
Aparat penegak hukum diminta untuk melakukan penyelidikan terhadap bangunan yang ada di kawasan Tajug Gede Cilodong Purwakarta yang sudah menghabiskan biaya miliaran. Namun, upaya ini diharapkan dapat memberantas kejahatan yang menyebabkan kerugian negara.
Kata Agus Yasin, kualitas infrastruktur di kawasan itu seharus standar internasional. Khususnya untuk sarana publik seperti pejalan kaki di area kawasan itu. Selain itu, penggunaan paving blok dalam pembangunan itu cukup murah.
Menurut dia, anggaran itu cukup besar capai miliaran, bahkan menyayangkan pekerjaan tersebut tidak sesuai RAB. Setelah itu tidak ada pemeliharaan hampir semua bangunan kotor dan kumuh bahkan rumput pun mencapai satu meter.
“Kalau hanya di pasang paving blok saja tidak usah biaya sampai miliaran, itu berlebihan,”ucap Agus Yasin.
Budi Doank sebagai pengawas PT. Gumilang Sejati mengaku, area kawasan yang nantinya akan menjadi Fasilitas Agro Edu Wisata Holtikultura dan memakai lahan hektaran.
“Saya tidak tau soal anggaranya, saya cuma pengawas,”Kata Budi Doank. Selasa (13/12/2022).
Agus Yasin menyebutkan, biaya pembangunan mencapai puluhan miliar juga terlalu berlebihan. Cara-cara secara tak wajar termasuk dalam kawasan itu dengan anggaran terpisah. (Rsd)