Pembangunan Gedung Rawat Jalan RS Bayu Asih Senilai Rp 2,5 M Jadi Sorotan, Konsultan Tutup Mata

oleh -304 Dilihat

Garisjabar.com- Pembangunan gedung rawat jalan di RS Bayu Asih Purwakarta sebesar Rp 2.501.989.197, menjadi sorotan publik, diduga ada yang salah didalam pelaksanaan dikhawatirkan roboh atau ambruk.

Dalam pekerjaan tersebut sejak mulai tanggal 29 Agustus 2024, sampai dengan tanggal 7 Desember 2024, yang dikerjakan oleh CV ATA Labana Berkarya asal Bandung, yang beralamat Komplek Permata Buah Batu 2 nomor 14 Kelurahan Cipaglo, Kecamatan Bojong Soang.

Sementara, beberapa pondasi yang dibawahnya ada beberapa saluran air, atau saluran limbah sehingga tidak dipadatkan terlebih dulu dikhawatirkan akan mengakibatkan ambruknya banguna tersebut.

Menurut Pengamat Kebijakan Publik Kabupaten Purwakarta Agus Yasin, ada beberapa penyebab sebuah bangunan bertingkat bisa roboh. Karena beban berat banguna itu sendiri, atau bisa saja pelaksanaan pekerjaannya sendiri yang kurang teliti atau kurang paham yang tidak mempertimbangkan aspek bangunan tersebut.

“Apalagi ini untuk rumah sakit pasilitas pasien yang bebannya berat sangat berat, bisa saja ini tidak kuat terus ambruk,”kata kata Agus Yasin, pada Rabu (13/11/2024).

Agus Yasin sangat menyayangkan pihak konsultan dilapangan membiarkan kondisi begitu saja. Seharusnya, sambung Agus, selaku penanggungjawab teknis lebih proaktif mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.

Selain itu, konsultan pengawas itu sendiri seakan akan tutup mata, yang seharusnya diberikan informasi atau masukan kepada para pekerja dilapangan untuk melakukan pengaruggan terlebih dulu dan dipadatkan dengan alat Vibrator kemudian melakukan pemasangan slub.

Menambahkan, Tarman Sonjaya, Wakil Ketua KPP (Komunitas Perduli Purwakarta) dikhawatirkan jika saluran air dibiarkan akan mengancam keamanan konstruksi bangunan tersebut, atau terjadi pergeseran tanah akibat seperti gempa bumi.

“Kalau melihat kondisi seperti ini, bukan tidak mungkin jika terjadi gempa akan terjadi pergeseran dan sangat membahayakan terlebih dihuni oleh para pasien,”ucap Tarman.

Hasil pantauan dilapangan dilihat dari progres pelaksana pekerjaan tersebut, diperkirakan baru mencapai 40 persen, dan juga dikhawatirkan tidak akan selesai tepat waktu. (Rsd)