PURWAKARTA-Garisjabar.com
Rapat Pleno Pengurus Besar Nahdatul Ulama, 19-22 September 2019. Acara yang dihadiri jamaah NU dari seluruh Indonesia itu juga mengundang Wakil Presiden terpilih Maruf Amin di Kampus 2 Pondok Pesantern Al-muhajirin Purwakarta.
Pembukaan Pleno PBNU kali ini dijadwalkan pada Jumat (20/9/2019) dengan dihadiri para tokoh nasional. Mulai dari para pimpinan PBNU, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Purwakarta hingga Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2019-2024, Maruf Amin.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, mengatakan, pleno ini, pleno trakhir dalam priode 20-22 september 2019 sehubungan pilkada menghadapi setuasi dan suasana seperti ini sehinga semua merasakan.
Rapat pleno ini amanah AD/ART Nahdlatul Ulama,” ujar Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj dalam konferensi pers di Pondok Pesantren Al Muhajirin 2 Purwakarta.
Maka PBNU perlu memberikan sikap antara lain di cabutnya badan hukum legalitas HTI ternyata masih belum cukup untuk menghentikan gerakan-gerakan dari oknum HTI di mana-mana, maka merekomendasi perdana mentri agar pemerintah di sini terkesan lemah atau ada pembiaran.
“Apakah pemerintah di sini tidak serius kurang serius atau ada pembiaran,” kata dia.
lanjut Said Aqil Siradj mengatakan, rapat pleno tersebut merupakan hal yang rutin, bertujuan untuk mengevaluasi kerja dan kinerja pengurus PBNU.
“Melalui rapat pleno ini juga akan ada rekomendasi-rekomendasi PBNU serta dirumuskan hal-hal yang strategis untuk kemajuan bangsa dan organisasi,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Said Agil juga menyampaikan kalau saat ini Nahdlatul Ulama sudah mempunyai kader yang dihormati, yakni KH Ma’ruf Amin yang berhasil menjadi wakil presiden.
“Sekarang kita punya kader yg dihormati, Kiai Haji Ma’ruf amin. Itu yang terpenting,” ucapnya. (Rsd)