Ridwan Kamil, Bandung Jadi Tuan Rumah Liga 1

oleh -298 Dilihat

Garisjabar.com- PSSI dan PT LIB sudah memutuskan lanjutan kompetisi Liga 1 musim ini dipusatkan di Pulau Jawa.

Namun, wacana yang mengemuka Yogyakarta akan dipilih karena banyak memiliki fasilitas penunjang yang bagus. Sabtu (4/7/2020).

Hal ini, Kota Gudeg lokasinya strategis. Di sana ada sejumlah stadion berkualitas beserta fasilitas latihan yang menunjang kebutuhan klub tersebut.

Sementara, PSSI dan PT LIB belum memutuskan kota mana yang akan dipilih untuk menggelar hajatan Liga 1.

“Itu akan kami bahas lagi dengan klub. Ada kemungkinan bergeser dari Yogyakarta karena permintaan klub,” ujar Direktur PT LIB Akhmad Hadian Lukita.

Hal itu, Kota Bandung yang memiliki dua stadion representatif Si Jalak Harupat itu (SJH) dan Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) punya peluang terpilih sebagai tuan rumah.

“Dari kajian PSSI, SJH kan jadi salah satu yang dijagokan. SJH juga pernah jadi tempat penyelenggaraan Asian Games 2018,” kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil usai melihat test PCR yang dilakulan Persib Bandung di Graha Persib.

Namun itu, GBLA meski sudah lama tidak digunakan, sangat siap menghamparkan laga menarik kompetisi kasta tertinggi di Indonesia.

Sehingga, secara rutin pengelola GBLA melakukan perawatan. Meski stadion kebanggaan masyarakat Jabar dua tahun belakangan ini tidak mementaskan Liga 1.

“Tapi patokannya epidemologis. Kalau stadion, misalnya, ada di zona yang tidak memungkinkan, pasti kami tidak bisa mengizinkan juga,” ujar Ridwan Kamil.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (kiri) bersama Komisaris PT PBB, Umuh Muchtar (kanan) setelah memantau tes swab PCR para pemain Persib di Graha Persib, Jumat (3/7/2020). Nugraha Pratama/Skor.id

Sementara, untuk menjadi tuan rumah, dalam pandangan Ridwan Kamil, harus menunggu masa PSBM (Pembatasan Sosial Berskala Mikro).

“Mungkin kotanya ada di zona kuning. Tapi stadionnya ada di kelurahan zona biru atau hijau, berarti boleh mentaskan pertandimgan,” kata Ridwan Kamil.

“Yang jadi masalah nanti bagaimana mengatur penonton. Itu yang paling sulit, tapi kalau di luar negeri kan tanpa penonton dulu kan?” ucapnya. (Frn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *