Garisjabar.com- Seorang istri merawat sang suami yang penderita struk serta anak yang mengalami diagnosis mengidap hidrosefalus sejak usia delapan bulan. Kamis (10/4/2025).
Sehingga, anak tersebut akibat mengalami penumpukan cairan di otak yang dapat mengganggu fungsi saraf.
Idoh (43) warga Kampung Parapatan Rt 18/09 desa Selaawi, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta, harus menanggung beban hidupnya.
Peran sang istri tersebut membuat dirinya tidak leluasa untuk bersantai dan minim waktu istirahat.
Rutinitas Idoh yang mendampingi anggota keluarga saat suami menderita struk, serta anak mengalami diagnosis mengidap hidrosefalus tidak bisa mandiri ini bisa jadi sangat melelahkan fisik dan mental.
Kelelahan semacam ini terasa wajar, tapi sering terabaikan. Stres menjadi family caregiver atau pendamping anggota keluarga yang sedang sakit baru mendapat perhatian ketika sudah tak bisa lagi ditangani oleh diri sendiri.
Sang istri berupaya telah menempuh demi pengobatan sang anak yang mengalami diagnosis mengidap hidrosefalus.
Anak itu sempat menjalani operasi pemasangan Ventriculoperitoneal (VP) Shunt di RS Hasan Sadikin, Bandung, untuk mengalirkan cairan otak ke rongga perut hingga menurunkan tekanan.
Setelah usai oprasi, anak tersebut kondisi mental dan perilaku berubah drastis. Sehingga menjadi agresif dan sering merusak barang, bahkan membahayakan orang sekitar.
“Kami rela menjual barang-barang dan aset lainnya demi biaya pengobatan anak,” kata Idoh saat ditemui oleh beberapa awak media di rumahnya, Rabu (9/4/2025).
Kali ini, Idoh dengan keterbatasan ekonomi membuat keluarga tersebut tidak mampu melanjutkan pengobatan.
Atas informasi warga setempat, komunitas sosial Bela Purwakarta Aa Komara bersama sejumlah anggota mengunjungi kediaman keluarga Idoh.
“Anak ini harus mendapat pengobatan lanjutan. Ia berharap Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi, dapat memberikan perhatian serius,” ungkap Aa Komara.
Sebagai bentuk kepedulian, Bela Purwakarta turut memberikan bingkisan Lebaran kepada keluarga Idoh.
Komunitas ini juga menyatakan komitmennya untuk terus mengawal dan membantu keluarga Mustakim atau Idoh dalam menghadapi kondisi sulit seperti ini. (Rsd)