Seakan Hidup Tak Mau Matipun Segan Persipo Menggeliat Setelah 18 Tahun Tertidur

oleh -280 Dilihat

PURWAKARTA, garisjabar.com- Sekjen (PERSIPO) Akhamd Syah menyebutkan adalah klub sepakbola milik masyarakat Kabupaten Purwakarta, diakui atau tidak klub sepakbola tua yang lahir 1936 atau disebut klub sepakbola Plat merah. Minggu (08/01/2023).

Persipo merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu.

Tentunya Persipo punya sejarah panjang dipersepakbolaan Purwakarta, Jawa Barat, bahkan Nasional.”Secara kedudukan organisasi Persipo selevel dengan Persib Bandung, Persija Jakarta atau Persebaya Surabaya. Yang membedakan adalah prestasi, Persipo tidak beranjak ke kasta tertinggi sepakbola nasional.”Kata Akhamd Syah.

Persipo adalah salah satu kesebelasan besar di tingkat nasional. Sementara perjalanan Persipo banyak catatan sejarah yang menggambarkan kebesaran dan keperkasaan klub sepakbola tua yang lahir 1936 itu dalam merajai panggung kompetisi sepak bola nasional.

Selain itu, perjalanan Persipo mengikuti kompetisi resmi yang digelar PSSI atau Asprov Provinsi Jawa Barat bahkan Nasional. Tidak terlalu jelek apalagi untuk usia 17. Persipo beberapa kali menjuarai Kompetisi Piala Soeratin mewakili Jawa Barat dalam tingkat nasional dan melahirkan Sahar Ginanjar yang bermain dikasta sepakbola nasional sekarang bernama Liga 1.

Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika menjadi pusat perhatian saat persepakbolaan Persipo di Purwakarta hilang di telan bumi.

Menurut Anne Ratna Mustika, bahwa pihaknya sangat terbuka untuk tim kebanggaan publik di Kabupaten Purwakarta. Selain itu, Anne pun sangat apresiasi mendukung penuh adanya persepakbolaan Persipo di Purwakarta.

Kata Anne Ratna Mustika, selain prestasi dan gambaran nama besar tentang Persipo, sejarah juga tidak luput mencatat sejumlah masa sulit yang pernah dilalui dalam kiprahnya di kompetisi sepak bola Indonesia.

Lanjut Akhmad Syah, setelah tim senior lolos ke Divisi Dua Nasional, disusul oleh Tim Persipo Soeratin pada tahun 2007-2008 yang menjuarai Piala Soeratin Jawa Barat Manager saat itu dijabat oleh almarhum Komarudin, SH, MH. Pelatih almarhum Dodo Zakaria dan official Firmansyah

Menurutnya, untuk Persipo senior punya catatan bagus di Tahun 2004v- 2005. Persipo, saat itu pelatih Simdon Rumahfasal, berhasil lolos ke Divisi Dua Nasional. Manager saat itu, adalah Saepudin didamping official Darius dan Akhmd Syah kemudian Ketua Umum Persipo Dudung B Supardi.

Sebelum lolos ke tingkat Nasional, Persipo harus berjuang di tingkat regional /Jawa Barat.

“Persipo nyaris tidak lolos di Kompetisi Jawa Barat. Karena berada di peringkat lima dibawah Produta Bandung. Prestasi Tasikmalaya, Persikas Subang dan Persigar Garut,”ujarnya.

Akhmad Syah menyebutkan, dari lima wakil Jawa Barat, yang lolos ke Divisi Dua Nasional, hanya dua tim yakni Produta dan Persipo, Persigar Garut, Perditas Tasikmalaya serta Persikas Subang, gagal ke tingkat nasional di tingkat Jawa.

Selain itu, untuk tahun 2023, Persipo kembali berjuang untuk lolos ke tingkat nasional dan bila melewati tingkat nasional akan naik tahta ke Divisi Dua nasional

Bermain ditingkat Nasional Divisi Tiga, cukup berat terutama menghadapi Tim Jawa Tengah dan Jawa Timur. Saat tahun 2004-2005, sebelum ke tingkat Nasional harus berjuang terlebih dahulu ditingkat Jawa. Hal ini, berbeda dengan sekarang ini, namun langsung ke tingkat nasional.

Kemudian yang membedakan sekarang ada pembatasan usia untuk Divisi Tiga, Hanya ada tiga pemain senior yang boleh ada dilapangan pertandingan.

Sejarah 18 tahun silam, Persipo lolos ke Divisi Dua Nasional pada Tahu. 2004, dengan Manager Saepudin , pelatih Simson Rumahfasal dan Ketua Umum Dudung B Supardi.

Kali ini Tahun 2023, manager dijabat oleh Habib Alwi Pelatih Encang Ibrahim dan Ketua Umum Saepudin, sepertinya bakal mencatat sejarah kali kedua lolos ke tingkat Nasional.

Pengurus Persipo tentunya dengan komposisi Ketua Umum, Saepudin, sekretaris Akhmad Syah, bendahara Firmansyah dan pengurus lainnya Darius, Ade Sumarna dan almarhum Komarudin yang tercatat di akte pendirian Persipo serta Yayasan Persipo, ingin merangkul semua potensi untuk Purwakarta, bukan semata Persipo.

Akhamd Syah mengatakan, kebangkitan Persipo, tentunya tidak lepas dari peranan semua pihak termasuk klub Asad yang mayoritas menjadi pemain Persipo tahun ini.

“Habib Alwi. Asep Rachmat dan lainnya serta Disporparbud melebur menjadi satu untuk Persipo mengangkat nama Purwakarta, di even resmi kompetisi yang digelar oleh PSSI,” ucapnya.

Gengsi sepakbola senior yang digelar PSSI merupakan ajang pembinaan dan prestasi serta prestise bagi nama daerah. Bravo Persipo, catat kembali prestasi sepakbol Nasional seperti tahun 2004-2005. (Dni)