Tempe dan Tahu Langka di Pasaran, Pedagang Hanya Melayani Pelanggan

oleh -170 Dilihat

PURWAKARTA, garisjabar.com- Sejumlah pedagang tahu dan tempe di Pasar pasar tradisional di Purwakarta, meski selama tiga hari sebelumnya produsen komoditas itu produksi karena tingginya harga bahan baku. Kamis (24/2/2022).

Namun karena sulit mendapat keuntungan di tengah tingginya harga kedelai dunia. Pedagang masih menjual komoditas tersebut dengan jumlah terbatas dan hanya melayani pelanggan saja.

Ia pun mengatakan ukuran tahu yang jual ternyata tidak berubah. Sama seperti sebelum aksi mogok massal para produsen tahu tempe selama tiga hari terakhir. Hanya saja terjadi kenaikan harga jual, seperti tahu dengan isi 100 buah dari Rp50.000 menjadi Rp60.000.

Juga untuk jumlah 81 buah, harga satuannya dari Rp600 menjadi Rp700. Hal ini dilakukan untuk menyiasati tingginya harga kedelai yang saat ini menembus Rp118.000 per kuintal.

“Situasi belum sepenuhnya normal dan baru memenuhi untuk langganan saja. Pegawai belum dipekerjakan setelah dua minggu lalu dirumahkan karena sejak kedelai naik produksi semakin menurun,” ujar Rifqi salah satu produsen tahu di Kampung Tegaljunti Purwakarta.

Menurutnya, produksinya menurun drastis, biasanya mampu memproduksi dengan jumlah bahan baku kedelai dari 6 kuintal men GB jadi 2 kuintal. Kemudian terus turun hingga 50 kg per hari.

Rifqi tampak tidak berhenti melayani para pembeli tahu dan tempe yang selalu berdatangan. “Mereka tetap beli karena tetap sama. Tapi kami jelaskan kalau ukurannya tahunya agak kecil,”ucapnya.

Aksi mogok produksi ini sudah direncanakan jauh-jauh hari saat harga kedelai merangkak ke angka Rp 10.000 per kilogram.

Tapi saat itu, para perajin tahu dan tempe masih bisa bertahan mesti mendapat keuntungan kecil. (Rsd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *