PURWAKARTA, garisjabar.com- Tukang Becak yang mangkal di Jalan Pembaharuan Kemuning Purwakarta memanfaatkan waktunya untuk sekedar mencari informasi dengan membaca Koran dan juga Online sebagai sarana informasi dan komunikasi sambil menanti penumpang Becak datang.
Namun, Dadan Gunawan yang biasa disapa alias Adun mengatakan, jangan mudah menyerah dengan kondisi ekonomi. Bekerjalah selagi mampu. Pelajaran itu dapat dipetik dari cerita. Dia pernah merasakan masa kejayaan becak di Kota Purwakarta. Setelah maraknya kedatangan transpotasi olnine yang marak menjadi berkurang drastis. Kini, becak sudah tak berjaya lagi. Tetapi dia tetap semangat untuk berusaha.
Sementara itu kehadiran transportasi berbasis pemesanan online memang semakin menurunkan jumlah pelanggan becak.
Sehingga, ia tetap memutuskan untuk menjadi penarik becak. Ketika itu, banyak sekali cerita sukses seputar jasa becak.
“Betul tahun 2006 ternyata benar, saat itu hasilnya melimpah,” kata Adun sapaan sehari- hari ketika saya temui di sekitar Perempatan Kemuning. Sabtu (6/3/2021).
Heri Yana yang biasa disapa Kubil menambahkan, walaupun tidak memberi penghasilan cukup, para tukang becak adalah pilihan hidup yang mau tidak mau harus di jalani untuk sekadar menyambung hidup. Di perempatan Taman Pembaharuan Kemuning Kecamatan Kota.
Namun itu, salah seorang pengemudi becak terlihat tenang beristirahat sambil baca koran menunggu datangnya penumpang.
Sejumlah pengemudi becak lainnya sedang santai minum kopi sambil menunggu penumpang. Iya, sambil menunggu memang menjadi rutinitas para tukang becak setiap harinya. Tidak pandang panas maupun hujan.
Begitu pula keseharian Dadan alias Adun, warga Gang Beringin, RT 75/08, Kelurahan Negri Kaler, Kecamatan Purwakarta. Lelaki yang telah mengayuh becak selama 20 tahun lebih itu mengaku aktivitas menunggu memang kerap dilalui tukang becak seperti dirinya.(Rsd)